Selasa, 04 September 2018

Cara Asyik Menikmati Coto Makassar

Nikmatnya coto Makassar (foto dokumen Pribadi)

Siapa yang sudah pernah makan coto makassar?
Yang sudah pernah makan, pasti ingin terus menikmatinya kan? Sedangkan yang belum pernah mencicipi coto makassar, ayo coba. Pasti akan kepengin terus hehehe. Soalnya coto makassar itu sangat lezat.
Coto makassar atau sering disebut coto mangkasara itu, salah satu makanan tradisional daerah Makassar. Saya juga belum mengerti, kenapa namanya coto, bukan soto, seperti daerah lain. Tapi malah jadi beda, ya. Makanya dulu, ada anekdot sih, apa perbedaan coto dan soto? Jawabannya, kalau soto daging sapi, kalau coto daging capi hahaha... ada-ada saja.
Coto Makassar itu terbuat dari daging, ati, paru dan jeroan sapi lainnya. Tapi ada juga sih, dari daging kerbau. Mungkin karena daging kerbau lebih mahal, maka kebanyakan pakai daging sapi. Daging dan jeroan sapi dimasak lama sampai empuk, lalu kemudian dipotong-potong dan disajikan bersama kuah coto penuh rempah yang dinikmati bersama ketupat atau buras. Tapi kebanyakan ketupat, dan saya lebih pas. Buras saya suka menikmati bersama Bajabu atau abon ikan.
Sebagai orang yang lahir dan besar di Makassar, tentu saja coto makassar tidak asing lagi bagi saya. Bahkan saat saya merantau ke Jakarta, saya pun masih tetap bisa menikmati coto makassar di daerah Kelapa Gading atau kampung melayu. Hanya kalau di Makassar, ciri khasnya adalah kuah dimasak dalam kuali besar dari tanah liat. Jadi mungkin di situlah letak kenikmatan lebihnya hehehe.
Bagi orang makassar, mungkin sudah mengerti dan tau cara menikmati coto makassar. Dan itu ada cara asyik menikmati coto Makassar, lho.  Mau tau caranya? Berikut saya bagikan kepada teman-teman.

Ketupat siap disantap (foto : dokumen Pribadi)

          Pertama, saat memesan coto makassar, pilihlah isiannya sesuai selera. Dan biasanya, saat memesan, akan ditanya kok, isiannya apa? Soalnya isian disesuaikan selera. Bisa daging saja, atau campur jeroan lainnya. Karena kan, tiap orang beda-beda. Ada yang suka ini, ada yang suka itu.
       Jadi daging dan jeroan coto makassar itu, tidak langsung dicampur ke kuah. Saat direbus pun dalam keadaan besar-besar. Baru saat hendak dihidangkan daging dan lainnya diiris-iris, lalu dimasukan ke mangkuk, baru dituangkan kuahnya.
        Yang penasaran, boleh saat membeli coto makassar, diintip penyajiannya. Jadi rata-rata, penjual coto makassar itu, punya garpu mata dua (bukan mata tiga) untuk mengambil daging dan jeroan, lalu mengiris-irisnya saat disajikan. Kalau saya sih, sukanya daging, ati, dan paru saja. Kalau isiannya sesuai selera, kan makannya jadi nikmat.
         Setelah coto makassar terhidang di depan kita, saat mengoreksi rasa. Jadi cicipi dulu sedikit kuah cotonya. Nanti tinggal disesuaikan dengan selera kita. Bisa tambahkan jeruk nipis, kecap, juga sambal. Karena sudah tersedia jeruk nipis, maka jangan cari cuka lagi, ya hehehe. Kemudian, bisa ditambakan bawang goreng, daun bawang, dan daun seledri yang memang disediakan. Rasanya yang pas saat menikmati coto, dijamin coto akan tandas hahaha
         Setelah rasanya pas, saatnya coto dinikmat bersama ketupat. Di mana ada coto makassar, pasti di sana ada ketupat hehehe. Walau Kadang juga tersedia buras. Jadi tinggal pilih saja sesuai selera. Hanya jangan coba pesan nasi putih, ya. Saya rasa tidak pas hehehe. Apalagi ketupat makassar itu rata-rata selonsongannya terbuat dari daun pandan, bukan daun kelapa. Jadi rasanya, lebih enak dan elbih harum.
        Lalu bagaimana cara makan ketupatnya?
        Jadi ketupat tidak dimasukan ke dalam mangkuk coto. Apalagi kalau dimasukan semua, dijamin kuah akan luber. Apalagi ukuran mangkuk coto makassar itu kecil. Mungkin biar nambah lagi, ya hehehe.
        Jadi, pertama, belah ketupat jadi dua. Dan rata-rata ketupat coto makassar itu sudah diiris dua bagian, bukan diiris jadi empat bagian. Setelah itu, pegang ketupat dengan tangan kiri. Ukuran ketupat coto makassar tidak terlalu besar kok, jadi akan mudah dipegang.
        Keruk ketupat satu kali sendok. Setelah itu, celupkan ke dalam kuah coto bersama isiannya. Sendok coto makassar itu adalah sendok bebek dan terbuat dari stenlisteel, bukan dari plastik. Jadi ketupat, isian, dan kuah dijamin muat hehehe. Terakhir, masukan ke mulut, lalu nikmati lezatnya coto makassar.  Lakukan cara ini berulang, sampai ketupat dan coto habis. Kalau masih kurang, bisa tambah lagi. Pasti dapat senyum manis dari penjualnya hehehe.
       Terakhir, pilih minuman yang sesuai. Kalau saya sih, saat cuaca panas, saya akan pesan air putih biasa saja. Kalau cuaca agak dingin, saya pesan teh manis hangat. Soalnya saya menghindari memesan minuman dingin. Coto makassar itu kan, enaknya dinikmati saat masih panas. Jadi kalau coto makassar sudah panas, ditambah minuman dingin. Gigi saya ngilu. Jadi pilih yang pas dan sesuai selera saja hehehe.
      Sederhana dan mudah saja kan, cara asyik menikmati coto makassar. Coba saja, dan rasakan beda dan kenikmatannya hehehe. Kalau belum bisa, boleh kok ajak saya makan coto makassar. Nanti saya ajarin. Asal traktir dua mangkok dan 3 ketupat ya hahaha...
Bambang Irwanto



Selasa, 28 Agustus 2018

Jalan-Jalan Tidak Sekedar Menghabiskan Uang




Belum lama ini, saya melakukan perjalanan sendiri. Bahasa kerennya jalan-jalan hehehe. Sebenarnya keinginan sudah lama, dan baru terlaksana 2-10 mei 2017 kemarin. Sstt.. sebenarnya, karena celengan saya yang berbentuk ayam itu baru penuh hahaha... Kalau waktu sih, saya longga bangeta hahaha.
Perjalanan kali ini, saya mengunjungi 4 kota, yaitu Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Makassar. Tentu saja, ada alasanya, kenapa saya memilih ke 4 kota ini. Selain 4 kota tersebut memang sangat ingin saya kunjungi, juga bisa dilalui secara berurutan. Jadi dari Kebumen tempat tinggal saya, bisa langsung menuju ke Yogyakarta, lalu lanjut ke Solo. Setelah itu ke Surabaya, kemudian terbang ke Makassar, balik lagi ke Surabaya, lalu pulang ke Kebumen lagi.
Sebenarnya, bisa saja saya langsung dari Kebumen ke Yogyakarta, lalu naik pesawat ke Makassar. Bisa juga, saya dari kebumen ke Surabaya. Tapi rasanya kurang seru. Maka saya pun mengalihkan perjalanan melewati Solo juga Surabaya. Tiket pesawat Surabaya-Makassar juga lebih murah, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. ketimbang tiket pesawat Yogyakarta-Makassar, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Untuk cerita kali ini, saya tidak akan membahas dulu pengalaman saya selama mengunjugi 4 kota tersebut (nanti di cerita berikutnya, ya!). Sekarang Saya ingin bercerita, kalau jalan-jalan itu tidak sekedar menghabiskan uang saja. Sangat banyak hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan.
Kok, saya berpendapat seperti itu?
Soalnya, sehari saat saya pulang, seorang tetangga menyapa saya. Maka saya pun bercerita soal perjalanan saya itu. Ternyata tanggapannya membuat saya melongo tampan rupawan selama beberapa menit. Menurutnya, jalan-jalan itu hanya menghabiskan uang. Lebih baik dibelikan hal lainnya. Misalnya sawah, kambing, atau sapi hahaha.

Refresing
        Hidup  ini perlu keseimbangan hidup. Jadi jangan hanya diisi dengan satu hal saja (bekerja), tapi juga perlu istirahat. Bagaimana pun juga, tubuh kita butuh libur, termasuk otak kita. Soalnya, apa pun yang kita lakukan setiap hari, dan berulang-ulang, maka pasti akan mendatangkan kebosanan.
          Sebagai seorang penulis lepas, saya memang lebih banyak menulis, dibandingkan melakukan pekerjaan lain. Kalau tidak nulis, kan dapur tidak ngebul hahaha. Menulis setiap hari memang bagus. Tapi tidak bisa dipungkiri, akan menimbulkan kebosanan juga. Biasanya, saya mengakali dengan meninggalkan sejenak menulis. Saya melakukan hal-hal yang saya sukai. Bersepeda, menonton televisi, ke perpustakaan, toko buku, membersihkan taman, juga memasak.
        Jadi boleh lah, kalau sekali-sekali, saya keluar dan lebih jauh dari rumah hehehe... Jalan-jalan tidak hanya menyegarkan pikiran saya, tapi juga bisa mendapat ide-ide baru untuk cerita baru yang akan saya tulis.
        Jangan salah lho, selama melakukan perjalanan ini, saya tetap menulis dan mengajar di kelas Kurcaci Pos. Saya menulis menjelang saya tidur. Jadi apa yang saya lihat dan rasakan seharian itu, langsung saya tulis saja di tablet. Begitu juga dengan kelas kurcaci Pos. Pertemuan tiap senin malam tetap berlangsung, lalu lanjut koreksian tugas. Ya, saya menyelam sambil minum air... halah gayane saya ini hahaha.

Menikmati Tempat-tempat Menarik
       Mengunjungi suatu daerah, pastinya melihat kita melihat hal-hal baru. Apalagi setiap daerah punya tempat-tempat menarik yang berbedaa.
      Misalnya di Yogya ada jalan Malioboro dan pasar Beringharjo. Di Solo ada Pasar Klewer. Di surabaya ada museum kapal selam, juga di Makassar ada Pantai Losari.

Jalan Malioboro (dok.pribadi)
Pasar Beringharjo (dok. pribadi)

       Mengunjungi tempat-tempat itu membuat hati saya senang. Juga suprais. Apalagi kalau memang saya belum pernah mengunjunginya. Kalau pun saya pernah mengunjunginya seperti di Makassar, tetap saja saya girang. Karena memutar kembali otak saya, mengingat nostalgia zaman dulu cailah.. nostalgila keleus hahaha. 

PT. Perkebunan Nusantara Solo (dok. pribadi)

Museum Mandala Makassar (dok, peribadi)
Museum Kapal Selam Surabaya (dokpri)

       Dan.. tempat-tempat menarik itu, bisa saya tulis dan ceritakan di blog untuk teman-temannya lainnya. Jadi secara tidak langsung, saya ikut mengenalkan tempat-tempat menarik di Indonesia pada teman-teman lainnya. Syukur-syukur bisa menarik turis mancanegara juga hehehe.

Wisata Kuliner
       Jalan-jalan tanpa icip-icip, bagaikan sayur tanpa garam halah.. hehehe. Tapi itulah kenyataannya. Mengunjungi suatu daerah, tanpa merasakan kuliner khasnya, kurang lengkap. Apalagi setiap daerah, kulinernya berbeda. Soalnya yang memang biasa ditanya adalah, “Eh, makan apa saja di sana?” atau “Apa makanan enak di sana?”

Coto makassar (dok, pribadi)

          Misalnya ada gudeg di Yogya, tengkleng di Solo, rawon di Surabaya, juga coto makassar dan sop konro di Makassar. Saya tidak hanya tahu kuliner nusantara, tapi juga betapa kayanya kliner nusantara. Padahal asal tahu saja, di Solo dan di Makassar, saya tetap cari bakso, makanan favorit saya hahaha.


Pisang Epe dan Sara'ba makassar


          Selain itu, ada juga makanan yang hanya ada di daerah asalnya. Atau ada anggapan, kalau makan di daerah asalnya, akan lebih nikmat. Contohnya kue putu cangkir dari Makassar. Selama saya merantau di Jakarta, juga tinggal di Kebumen, saya tidak pernah menemukan orang yang menjual kue itu. Makanya saya supries, saat bisa menikmati putu cangkir yang biasanya dijajakan di pinggir jalan itu.

Nasi gudeg Yogya (dok. pribadi)

         Karena saya juga hobi masak, maka setiap mencicipi sesuatu, saya akan menilainya juga. Misalnya makanan ini kurang bawang putih, makanan itu kurang garam sedikit dan lainnya. Saya juga tidak malu bertanya apa resepnya. Walau banyak yang berkomentar, “Rahasia...” atau “Maaf, resep leluhur..” hahaha. Tapi saya tidak berkecil hati. Dari cita rasakanya, sedikitnya saya bisa tahu, rempah apa saja yang dimasukan atau dipakai dalam masakan itu. jadi sampai rumah, saya bisa membuatnya.

Teman Baru
      Sepanjang perjalanan, saya selalu dapat teman. Ini hal yang saya sukai. Walau harus diakui, teman baru saya itu kebanyakan bapak-bapak atau ibu-ibu. Mereka lebih suka mengobrol selama perjalanan, dibandingkan para anak muda, yang asyik dengan ponselnya hehehe...
       Saat perjalanan ke Yogya, saya berkenalan dengan seorang Ibu Jumi, yang bolak-balik Kuotarjo-Yogya berjualan baju. Lalu di Solo, saya berkenala dengan Mas Jarot yang (kalau pagi narik becak, lalu malamnya ngojek) mengantar saya dari ke stasiun ke setasiun lagi, juga Mas Abdul, yang bertugas menjaga penginapan tempat saya menginap di solo.. Di Surabaya saya berkenalan dengan Pak Jon dari Papua yang kebetulanm mengunjungi anaknya yang kuliah.  
        Nah, dari obrolan dengan mereka itu, saya banyak memetik pelajaran itu. Bagaimana sebuah perjuangan dan semangat hidup. Otomatis, saya pun semakin bersemangat hehehe.     

Napak Tilas dan Kopdaran
       Nah, ini juga jadi hal utama saya melakukan jalan-jalan. Saya memang lahir dan besar di Makassar. Jadi kota Anging Mamiri itu memang jadi tana kelahiran saya.. cailah. Di sana banyak memori indah yang ingin saya kenang kembali.


Sekolah SD saya yang letaknya persis di belakang rumah saya


       Saat jalan-jalan kemarin, saya tentu saja mengunjungi banyak tempat penuh kenangan bagi saya. Misalnya rumah saya dulu, sekolah saya, perpustakaan tempat saya nongkrong dan sebagainya. Selain itu, saya juga bertemu dengan tetangga-tetangga saya yang sangat baik hati, juga sahabat saya selama sekolah dulu.

Rumah saya dulu yang sudah berubah jadi tiga ruko dua lantai hehehe

         Lainnya, saya bisa kopdar dengan Pak Pangerang. Beliau ini penulis beken cerita remaja zaman majalah Anita Cemerlang dulu. Saya sejak dulu suka dengan cerita-cerita Pak Pangerang, lalu berteman di facebook.
       Sebelum jalan-jalan, saya kontak Pak Pangerang. Eh, beliau antusias dengan kedatangan saya di Makassar. Bahkan Pak Pangerang yang menjemput saya di bandara Hasanuddin, juga mengajak saya jalan-jalan, dan juga traktir makanan hehehe. 


Terima kasih, Pak Pangerang dan Afif


        Bukan hanya itu. Saya pun sharing dan banyak mendapat ilmu lebih banyak tentang cerpen remaja. Wah.. sudah dijemput, diajak jalan-jalan, ditraktir, dapat ilmu menulis lagi. Wah.. untung besar saya kali hahaha. Terima kasih banyak Pak Pangerang. Buat teman-teman yang ingin membaca cerpen-cerpen Pak Pangerang, boleh mampir ke blog beliau di sini, ya...



Buku Kumcer terbaru Pak Pangerang

        Nah, tebukti kan, kalau jalan-jalan tidak sekedar menguras kocek saja. Rezeki masih bisa dicari. Namun pengalaman, apa yang kita dapatkan selama perjalanan itu, akan tersimpan terus di dalam hati. Dan tentu saja, membuat saya semangat lagi melakukan aktivitas, termasuk menulis.
Sekarang,  saya pun semakin semangat menabung, biar celengan ayam segera penuh, dan saya bisa jalan-jalan lagi ke kota lain hahaha....


       Bambang Irwanto

Rabu, 22 Agustus 2018

Jalan-Jalan ke Rumah Produksi Tahu Susu Lembang


Lembang adalah salah satu daerah wisata hits di Bandung. Letaknya yang berada pada ketinggian antara 1312 hingga 2084 meter di atas permukaan laut ini dan dekat gunung Tangkuban Perahu ini, menghadirkan banyak tempat wisata asyik. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Rumah Produksi Tahu susu Lembang.




Akhir tahun lalu, saya berkesempatan menyambangi Rumah Produksi Tahu Susu Lembang yang beralamat  di jalan Raya Lembang Bandung Barat ini. Tahu Susu Lembang ini, pertama kali hadir tahun 2008 dan langsung populer sebagai oleh-oleh khas Bandung. Padahal awalnya hanya dijual di salah satu Pom bensin saja.

Rumah Produksi Tahu Susu Lembang ini buka full 7 hari. Jam operasionalnya senin-jumat pukul 08.00-19.00 wib, sedangkan sabtu-minggu dari pukul 08.00 sampai pukul 20.00 wib. Jadi hampir setiap hari selalu ramai oleh pengunjung.

Begitu memasuki kawasan Rumah Produksi Tahu Susu Lembang, suasana tampak sangat ramai. Mungkin karena waktu itu saya perginya bertepatan liburan natal dan akhir tahun. Sstt.. liburan kali ini juga disponsori oleh adik dan adik ipar saya. Jadi gratisan hahaha.

Begitu mendapat tempat parkir, kami pun bergegas masuk. Aroma tahu langsung menyapa. Harum... dan itu berasal dari ruangan yang berada di sisi kiri. Ternyata, itu ruang produksi tahu susu lembang.




Tentu saja, saya langsung mampir untuk melihat. Kapan lagi... hehehe. Di sisi lain, tampak pekerja sedang mengolah tahu. Lalu bagian tengah tampak pekerja sedang memotong tahu, sedangkan bagian lain, tampak tahu diatur rapi. Wih, sangat mengundang selera.



Sebenarnya, bahan dasar pembuatan tahu susu lembang ini, sama dengan tahu biasa, yaitu kacang kedelai. Hanya yang membedakan dari tahu biasa, karena tahu susu Lembang ini memang dicampur susu sapi murni. Makanya rasanya gurih dan teksturnya padat. Pastinya maksyuks hehehe.



Dan memang, di daerah Lembang itu banyak peternakan sapi. Keren dan innovatif ya, karena susu sapi yang melimpah, tidak hanya diolah untuk minuman, tapi bahan makanan yang lain juga. Dan hasilnya... keren.

Salah satu keunggulan lain tahu susu lembang adalah karena dibuat tanpa bahan pengawet, makanya hanya bertanya dua hari di udara terbuka, dan seminggu bila dimasukan ke kulkas. Tapi kalau teman-teman mau lamgsung mencicipi, ada kok yang sudah digoreng.

Setelah puas melihat-lihat, saya dan kru lanjut melangkah. Kali ini di sisi kanan dan kiri tampak dijual aneka cemilan. Mulai kripik tempe, kripik pisang, stik keju dan lainnya. Kami pun mampir membeli beberapa camilan.



Yang juara adalah kue susnya. Sekotak isi 10 biji harganya 50 ribu. Kalau dihitung perbiji, harganya 5 ribu, ya. Tapi tidak boleh beli satuan hehehe. Dan... lagi-lagi susu sapi jadi bahan tambahan kue sus ini. Eh, kami dapat gantungan kunci lucu maskot berbentuk tahu. Lumayan... hehehe.



Lanjut di area belakang, ternyata food court. Berbagai makanan dijual. Makanan tradisional ada, moderen ada, termasuk bakso hahaha. Hanya karena saya belum pengin makan bakso, maka saya memilih rawon. Kru lainnya memilih soto ayam dan karedok. Mau duduk di kursi juga boleh. Lesehan juga mangga...



Kami pun menikmati makanan sambil ditemani suara merdu dari seorang Bapak yang bernyanyi sambil bermain gitar. Sampai tak terasa, rawon saya sudah habis hahaha. Akhirnya kami pun memutuskan meninggalkan Rumah Produksi Tahu Susu Lembang. Tujuan selanjutnya hotel. Kami mau istirahat dulu sebelum melanjutkan wisata ke tempat lain hehehe.

Bambang Irwanto

Selasa, 14 Agustus 2018

Wisata ke Candi Borobudur, Jangan Lupa Berfoto di Tempat Ini


Wisata ke Candi Borobudur, Jangan Lupa Berfoto di Tempat Ini Berwisata memang menyenangkan. Apalagi Indonesia ini sangat luas dan banyak tempat-tempat wisata menakjubkan. Salah satunya candi Borobudur yang berada di Magelang Jawa Tengah.

Candi yang pernah masuk 7 keajaiban dunia ini, memang sangat memesona, juga penuh dengan secara. Jadi jangan lupa teman berfoto-foto di spot-spot menarik baik yang ada di sekitar candi, maupun di candi Borobudur itu sendiri.
Begitu melewati pintu masuk, teman-teman akan langsung melihat spot foto pertama yang sangat menarik. Tulisan Borobudur yang dinaungi sebuah pohon beringin besar, seakan langsung menarik teman untuk segera berfoto di sana. Segerlah berfoto, sebelum teman-teman harus rela antre.



Saat Anda mulao berjalan menuju candi Borobudur yang megah itu, sempatkan mampir dulu foto di spot bertema bunga ini dengan papan bertuliskan Borobudur. Spot ini tidak hanya cocok untuk kaum hawa berfoto manis manja, tapi juga kaum adam bisa berfoto macho tampan rupawan hehehe.



Sebelum naik ke candi Borobudur. Sempatkan dulu berfoto-foto di pelataran. Agar tampak seluruh bangunan candi Borobudur terlihat, memang pengambilan gambar harus lumayan jauh. Kalau kebetulan pergi sendiri, tidak usah ragu untuk minta tolong pengunjung lain.



Setelah teman-teman naik, jangan lupa abadikan momen indah di spot seperti ini. Pengambilan foto diperkirakan saja, agar ornamen candi Borobudur yang cantik, bisa tetap terlihat.


Relief-relief di candi Borobudur jumlahnya sangat banyak, dan semua relief itu bercerita. Sambil menikmati relief-relief, teman bisa berfoto dengan latar belakang relief-relief itu. hasilnya di jamin keren.



Stupa-stupa yang tersusun rapi, menjadikan sangat sedap dipandang mata. Segera foto di antara stupa-stupa ini. Angle foto pun bisa darimana saja. Dan lihat foto-fotonya. Sangat menakjubkan.



Di antara stupa-stupa di candi Borobudur, ada satu stupa yang terbuka, sehingga terlihat patung di dalamnya. Tentu saja ini membuat stupa ini istimewa dan beda. Teman-teman wajib foto di sini.



Saat wisata ke candi Borobudur dan berhasil sampai ke puncaknya, itu merupakan suatu kebahagiaan sendiri. Jadi, teman-teman wajib foto di area stupa puncak. Dan ini akan jadi salah satu momen terindah dalam hidup teman-teman.



Saat teman-teman telah selesai menjelajah candi Borobudur, teman-teman bisa bergegas turun, tapi jangan langsung pulang. Abadikan dulu beberapa foto dari salah satu sudut Borobudur. Karena bukan hanya dari tampak depan, dari sudut pun, candi Borobudur tetap memesona.


Tidak jauh dari candi Borobudur, ada sebuah batu besar. Itu adalah batu prasasti saat candi Borobudur dipugar tahun 1983. Lengkapi foto-foto koleksi teman-teman denga berfoto di sini.


Demikianlah spot-spot menarik untuk foto di candi Borobudur. Jangan lupa untuk berfoto di sana. Silakan rencanakan segera wisata teman-teman ke candi Borobudur.

Cerita & foto : Bambang Irwanto

Selasa, 07 Agustus 2018

Gusbi, Galeri Penuh Benda Unik dan Benda Seni


Gusbi, Galeri Penuh Benda Unik dan Benda Seni Teman-teman pernah mendengar nama Gusbi? Bagi yang sudah pernah berkunjung ke candi Boroburudur, mungkin pernah mampir ke galeri ini. Tempatnya keren, karena banyak benda yang unik dan benda seni di sana.



Nama Gusbi itu sebenarnya kepanjangan dari Galeri Unik dan Seni Borobudur Indonesia. Geleri ini memang masih berada di kawasan wisata candi Borobudur di kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Jadi saat teman-teman selesai menjelajah kemegahan candi Borobudur dan akan pulang, teman-teman akan melewati galeri Gusbi ini. Bahkan yang bertugas, akan mengarahkan teman-teman. Tapi tentu saja, tidak ada keharusan untuk mampir. Hanya sungguh sayang bila teman-teman melewatkan., apalagi sudah berada di kawasan candi Borobudur. (Baca juga : 10 Hal yang Wajib Saat Wisata Ke Candi Borobudur")



 Dari kejauhan, gerbang Gusbi sudah terlihat, seakan memanggil saya untuk segera mendekat. Apalagi saat saya sudah mendekat, terpampang jelas nama kepanjangan Gusbi itu ‘Galeri Unik dan Seni Borobudur Indonesia’. Wah, saya pun semakin penasaran. Sudah terbayang, banyak benda unik dan juga benda seni di dalam sana.

Saya pun bergegas memasuki pintu gerbang itu. Di sisi kiri, ada tempat penjualan tiket masuk. Jadi jangan lupa teman-teman membeli tiekt dulu. Harga tiketnya 5 ribu rupiah.Sangat ramah di kantong.



Setelah membeli tiket, saya bergegas masuk ke dalam galeri. Di pintu masuk, dua orang Mbak yang Ayu menyambut dengan ramah kedatangan saya. Tentu saja dong, saya pun langsung melemparkan senyum saya yang paling menawan. Cailah... hahaha.

 Begitu memasuki galeri, saya langsung disajikan deretan lukisan-lukisan menawan yang terpajang rapi di dinding galeri. Dari lukisan wajah, sampai lukisan binatang.  Bahkan ada lukisan mantan presiden RI, Pak Soeharto yang sedang naik sepeda motor. Saya takjub dengan lukisan-lukisan yang dipamerkan. Di bereberapa spot ada juga patung yang unik-unik dipajang.






Keluar dari area lukisan, saya memasuki area lain. Kali ini banyak dipajang foto-foto. Di sisi kiri, dipajang foto-foto keunikan orang-orang, sedangkan di sisi lain, memajang foto-foto orang-orang Indonesia yang masuk rekor. Termasuk ada Sri Izzati, penulis novel termuda yang saat itu berusia 8 tahun. Hebat, ya. Di area ini juga ada beberapa patung unik. Ada juga terpajang koleksi prangko-prangko.







Puas melihat-lihat, saya pun kembali melangkah. Di area selanjutnya saya langsung disambut oleh berbagai topeng yang dipajang di dinding. Berbagai ekspresi wajah topeng, membuat saya tertawa hahaha.



Di Area ini benda-benda yang dipamerkan lebih beragam. Mulai dari benda-benda kuno, aneka wayang, mata kuno, keris, sampai patung besar sepasang pengantin jawa. Melihat benda-benda kuno, seakan membawa saya terlempar ke masa lalu. Coba bisa pinjam mesin waktu Doraemon, ya? Duh, enaknya si Nobita itu hehehe.






Tapi yang paling menarik perhatian adalah patung budha emas berukuran sangat kecil. Untuk itu sudah disediakan kaca pembesar untuk melihatnya. Saya jadi membayangkan, betapa sulit dan rumitnya saat membuatnya. Pastinya butuh ketelitian yang tinggi.



Selain itu, ada juga manusia mini yang ukurannya 65 cm. Pengunjung diperbolehkan untuk berfoto bersama. Dengan sabar, Pak Udin melayani permintaan foto bersama setiap pengunung sambil terus tersenyum. Maturnuwun, Pak Udin.



Selesai menikmati area ini, saya pun kembali melangkah. Ternyata sudah tidak ada area khusus lagi, jadi hanya jalan seperti lorong. Namun disepanjang lorong itu, tetap dipamerkan berbagai benda-benda unik. Ada buku-buku dan juga aneka jam beker. Wow.. saya suprais, ternyata ada jam beker yang sama dengan punya saya sekitar tahun 1981. Jadi nostalgia deh hehehe...



Di penghujung pintu keluar, dipajang tulisan dan foto beberapa seniman terkenal Indonesia. Seperti Arswendo Atmowiloto, Iwan Fals, Remy Silado, dan Ws Rendra. Lalu tidak jauh dari situ, ada pojok jamu jago. Saya jadi pengin minum jamu, tapi kok tidak ada bakulnya hahaha...



Akhirnya selesai sudah saya menyusuri Museum Gusbi ini. Tidak terasa, saya pun sudah berada di pintu keluar galeri Gusbi. Jadi selayaknya galeri atau museum, pintu masuk da pintu keluar berbeda. Jadi pengunjung memang seakan diajak menyusuri sebuah perjalanan, sampai akhirnya selesai di pintu keluar. Tentu saja saya senang sekali. Ini jadi pengalaman yang berkesan dalam hidup saya.

Jadi teman-teman yang berencana mau liburan ke candi Borobudur, jangan lupa mampir ke galeri Gusbi, ya! Dijamin pasti menyenangkan. Kalau menemukan benda-benda kenangan, bisa sekalian nostalgia seperti saya hehehe. Selamat berwisata, teman-teman.

Bambang Irwanto

Label 1

Label 2

Label 3

Label 4

Label 5

Label 6